Pengikut

MENANAM BAMBU HARAPAN MASA DEPAN

Kelestarian mata air dan konservasi lahan

Pertanian dan Pariwisata

Agrowisata adalah alternatif upaya peningkatan kesejahteraan Petani Borobudur

Dampak Pelaksanaan Sekolah Lapang SRI

Tercapainya swasemabada pangan merupakan tujuan kita semua. Dengan SL SRI ternyata peoduksi padi meningkat

Penyuluh in Action

Inilah aksi nyata penyuluh dalam bentuk foto tanpa arahan ternyata penyuluh kita fotogenik juga

Rapat Koordinasi 2014

Rapat Bersama Koordinator PP Kec. Borobudur Dwi Kustanto, S.PKP

Jumat, 28 Agustus 2015

PENINGKATAN USAHA PENGOLAHAN PANGAN LOKAL DI KECAMATAN BOROBUDUR



Kecamatan Borobudur memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan. Bahan olahan pangan non beras dan Non terigu teredia melimpah. Pemerintah melalui Badan Ketahanan Pangan mendorong masyarakat luas untuk mengkonsumsi pangan dengan bahan non terigu dan non beras, hal ini bertujuan mengurangi konsumsi beras guna mewujudkan swasembada pangan juga menghemat devisa negara.  Terigu adalah barang import, petani belum mampu memproduksi sendiri.

Selain pengurangan konsumsi pangan dengan terigu  dan beras pemerintah juga menggalakan konsumsi pangan dengan menu B2SA dengan titik berat pada konsunsi pangan yang sehat bebas residu. Dengan demikian tingkat kesehatan masyarakat meningkat. Usaha pembuatan makanan telah dijalankan oleh masayarakat  secara kelompok maupun secara perorangan.
Kelompok wanita tani secara organisasi telah berjalan lancar tetapi untuk membentuk kelompok usaha menemui berbagai kendala, skill belum memadai, jiwa bisnis belum sepenuhnya tertanam. Mencermati hal seperti ini BPPKP Kabupaten Magelang mengadakan sebuah Pelatihan dengan tujuan meningkatkan kelompok usaha pangan non beras dan Non Terigu di KWT Anggrek  Dusun Mjijil Desa Giritengah pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2015 mengmbil tempat di Rumah Ketela Bu Ida Dusun Ngaran  II Desa Borobudur. Pemilihan lokasi ini dimaksudkan agar anggota KWT lebih mengenal Rumah Ketela sebagai sentra penghasil dan pelaku pemasaran kreasi makanan dengan bahan non terigu dan Non Beras.
Kepala BPPKP Kab. Magelang menyampaikan bahwa pentingnya konsumsi bahan pangan  sehat berjumlah cukup juga pengembangan produk lokal guna peningkatan pendapatan anggota KWT dan keluarganya, BPPKP siap mendampingi dan membimbing pengembangan Usaha. Ibu Sri Haryati memberikan paparan bagaimana memproduksi olahan dengan hasil olah yang memenuhi syarat higienis dan  standard sanitasi lingkungan. Faktor yang mempengaruhi tingkat higieni meliputi  pemilihan bahan, tata cara pengolahan , pengawetan juga sistem packing.  Peserta mengikuti dengan antusias . sedangkan bapak Gunadi memberikan materi pengembangan  bahan lokal juga pengembangan dinamika kelompok. 


Pelaksanaan praktek pengolahan dilakukan pada hari ke dua yaitu tanggal  26 Agustus 2015 mengolah 4 macam produk yaitu BIKha Kentang, Eggroll, Risoles dan Lapis Pelangi, dipimpin langsung oleh ibu Maidar, berlangsung lancar. Pelatihan ini berprinsip learning by doing, peserta melukan sendiri praktek sehingga tranfer ilmu dan teknologi menjadi efektif. Sharing pengalaman menjadi pengalaman yang mengasyikan. 


Pada akhir acara Kepala Bagian Ketahanan Pangan BPPKP Kab. Magelang kembali menekankan pentingnya pengembangan produk olaha n pangan berbasis bahan non teribu dan Non beras guna terwujudnya keluarga petani yang sehat dan memliki penghasilan tambahan. Ketua  KWT Anggrek Giritengah Wdayati menyampaikan rasa terima kasih atas pelatihan ini semoga proses ini berlanjut dan bisa mengembangkan pengolahan produk lokal sesuai potensi desa masing-masing.



Kamis, 11 Juni 2015

DIVERSIFIKASI USAHA KELOMPOK TANI



Diversifikasi usaha kelompok tani
Perjalanan kelompok tani memiliki berbagai tantangan baik tantangan  internal maupun tantangan eksternal. Tantangan Internal berasal dari anggota kelompok mungkin berupa kebosanan ataupun kondisi ekonomi yang kadang tidak tertentu. Tantangan eksternal  berupa persaingan antar kelompok atau justru bantuan dari dinas yang menimbulkan kecemburuan. Kecemburuan terjadi bisa kerana anggota kelompok tidak memahami aturan atau mekanisme penyaluran bantuan. Di sinilah peran penyuluh sangat berarti dalam memberikan pemahaman yang benar tentang prosedur perolehan bantuan juga mekanisme penyaluran bantuan kepada anggota kelompok.
Pembinaan dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehuatan Kab. Magelang
Kelompok akan terus terjaga eksistensinya jika ada beberapa faktor pendukung yaitu adanya pertemuan rutin karena merupakan nyawa sebuah kelompok, adanya leporan keuangan yang jelas bagi seluruh anggota kerena keuangan adalah hal yang sangat penting menyangkut kejujuran  dan profesionalisme pengurus kelompok tani, dan adanya sebuah aktifitas bisnis yang dirasakan manfaatnya oleh petani walaupun dalam skala terbatas.

Kegiatan panen Madu oleh kelompok
Sarang Lebah milik kelompok Sekar sari
Kelompok Sekar Sari Dusun Kamal memliki jiwa wirausaha yang cukup menggembirakan. Kelompok ini memiliki usaha ternak Madu secara berkelompok sebagai usaha tani utama, memperoleh Madu sebagai sebuah usaha tentu mengalami perkembangan yang fluktuatif tergantung musim. Untuk mengantisipasi masalah ini Kelompok Sekar Sari bulan Mei 2015 membuka sebuah usaha baru yaitu usaha penyediaan Ayam Potong yang berlokasi di Ngadiwinatan Satu Desa Karanganyar, berposisi di tempat startegis di tepi jalan. Untuk tahap awal perhari telah memiliki omzet senilai 30 Kg diharapkan kebutuhan daging ayam akan Booming pada saat Bulan sya’ban Romadhon dan Lebaran. 
Media Promosi Usaha Ayam Potong Kelompok Sekar sari
Jiwa wirausaha atau enterpreneurship seperti ini patut kita hargai dan kita kembangkan. Pada saatnya nanti kelompok tani haus mengembangkan Agribisnis sesuai potensi yang dimiliki dan bisa dikembangkan. Semangat wira usaha seperti ini moga bisa tertular di kelompok lain. Semangat Wira usaha menjadi sebuah bekal yang penting bagi petani menghadapi tantangan global berupa persaingan dan tantangan hidup masa datang.

KUNJUNGAN DARI PROVINSI BALI KE BOROBUDUR



 
Salah satu metoda pembelajaran yang banyak dilakukan adalah study banding, study banding merupakan metoda belajar yang efektif karena dapat melihat langsung sebuah proses atau mendengar langsung sebuah pengalaman sehingga terjadi pemahaman atau bahkan tukar menukar informasi maupun teknologi antar penimba ilmu dengan praktisi atapun praktisi dengan praktisi. Study banding banyak dilakukan walaupun kadang jarak terlampau jauh.
Kedatangan Peserta
Hadi Wijaya Dispertan Kab. Magelang bersama Kepala Dispertan Kab Gianyar Bali
Gatot Harjanto berbincang dengan peserta Study banding
Pulau Bali dikenal sebagai tujuan wisata juga tujuan study banding, adalah sebuah hal yang istimewa bahwa Dispertan Kabupaten Gianyar Bali bersedia meluangkan waktu untuk mengunjungi P4S Lebah Madu Giritengah Kecamatan  Borobudur. Sedangkan bagi kami berkunjung ke Bali adalah sebuah impian yang tidak terjangkau oleh terbatasnya biaya dan kesempatan.
Sebuah kehormatan yang tak terhingga bagi Borobudur, P4S Lebah Madu Dusun Ngaglik Desa Giritengah yang dipimpin oleh Bambang Manon Suhito pada tanggal 10 Juni 2015 tepatnya jam 15.30 WIB dikunjungi oleh Dispertan Kabupaten Gianyar Provinsi Bali beserta rombongan sejumlah 40 orang, didampingi oleh Hadi Wijaya dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Magelang dan Gatot Harjanto Penyuluh Kehutanan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Magelang, peserta study banding melihat langsung cara memanen madu mengikuti dengan hikmat setiap penjelasan yang disampaikan oleh Bambang MS maupun dari seksi Pemasaran Widarso. Mereka juga antusias membeli produk hasil kelompok P4S karena telah mengetahui proses meperolah dan manfaat dari madu tersebut. 
Paparan Oleh Bambang Manon Suhisto
Peserta study banding antusias mengikuti setiap penjelasan

Kami berharap kunjungan ini menjadi media promosi efektif bagi kelompok P4S Lebah Madu desa Giritengah pada khususnya sehingga lebih meningkatkan kunjungan  ke wilayah sehingga meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.
Cinderamata dari Kab. Gianyar Prov. Bali
Pemberian Cinderamata sekaligus pamitan oleh Kepala Dispertan Bali

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN


Sekretariat Kelompok

Ketahanan pangan adalah persoalan vital bagi suatu negara. Jika kondisi  pangan tidak aman maka kestabilan negara juga ikut terancam. Ketahanan pangan terjamin bila persediaan pangan tercukupi oleh negara tanpa harus mengimpor pangan dari luar negeri, kebijakan impor pangan berdampak negatif bagi kestabilan harga tingkat petani dan tentu merugikan negara karena mengurangi cadangan devisa.

Khabib Musoleh selaku Penyuluh pendamping memberikan pengarahan
Ketahanan pangan lingkup terkecil adakah lingkungan keluarga. Pemerintah mengajurkan pola konsumsi pangan dengan menu B2SA Bergizi Beragam Sehat dan Aman.  
Dalam rangka mendukung program konsumsi pangan dengan menu B2SA  Kelompok Wanita Tani Sekar Arum Dusun Kedungrengit mengadakan lomba kuliner bagi anggota kelompok pada hari Kamis tanggal 4 juni 2015 . Lomba ini didikuti oleh anggota kelompok dengan membentuk 4 kelompok kecil.
Lomba kuliner didukung penuh oleh penyuluh pendamping desa Tegalalrum  Khabib Musoleh. Team Juri dihadirkan dari LPK POPBAYO juga dari BPPK Kec. Borobudur yaitu Sri Suharti dan Julia Premana Dewi.  
Penyerahan Hadiah Lomba
Even ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentngya menu B2SA juga moment yang tepat untuk meningkatkan penggunaan pekarangan sebagai sumber gizi bagi petani dan keluarganya. Demikian sambutan dari Sri Suharti. Komarudin sebagai pengurus kelompok mengatakan bahwa event ini juga sebagai tanda syukur telah terbangunnya tempat pertemuan kelompok sekaligus nanti diharapkan menjadi lokasi Demplot pemanfaatan Pekarangan.
Penjurian oleh team BPPK Kec.Borobudur
BPPK Borobudur meyambut baik lomba ini karena baru kali ini ada kelompok tani mengadakan lomba kuliner secara mandiri. Diharapkan dari sini muncul embrio Kawasan Rumah Pangan Lestari yang berdampak positif bagi kelompok tani di desa Tegalarum khususnya dan kecamatan Borobudur pada umumnya.
Penilaian oleh LPK POPBAYO Muntilan